Kamis, 09 Februari 2012

Malu Naik Ferrari

Yabo (nama samaran) adalah anak seorang pengusaha yang kaya raya. Setelah menyelesaikan sekolah mengengah atas (SMA), Ia kemudian dikirim ke Jerman oleh ayahnya untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat universitas. Setelah tiba di Jerman, Ia mencoba untuk mengenal lingkungan sekitar dan mulai mencari teman.

Di Jerman, Yabo diberikan fasilitas kelas atas oleh orang tuanya. Apartemen mewah, gadget terbaru, hingga mobil mewah merk Ferrari Ia miliki. Uang di rekening miliknya juga menumpuk. Seminggu sekali Ayahnya mengirimkan sejumlah uang untuk biaya hidupnya selama di Jerman. Tidak seperti mahasiswa lainnya, semua pakaian yang ia merupakan pakaian besutan perancang terkenal yang tentunya berharga sangat mahal.

Sebenarnya, Yabo adalah anak yang rendah hati dan tidak sombong. Ia mudah bergaul dan tidak pilih-pilih teman dalam pergaulan. Kalau bahasa Inggrisnya itu "down to earth". Kehidupan Yabo yang terlahir sebagai seorang anak pengusaha yang bergelimang harta tidak membuatnya buta akan kesederhanaan. Hidup sederhana dan mandiri selalu Ia tanamkan dalam dirinya. Namun, orang tuanya tidak ingin Yabo hidup seperti itu. Gengsi orang tuanya yang sangat tinggi terkadang membuatnya malu sama teman-temannya.

Pada suatu hari, Yabo mengirim email ke orang tuanya yang berada di Indonesia.

Ayah dan Ibu yang terhormat, Saya sangat senang berada disini. Ini adalah tempat terindah yang pernah Saya kunjungi seumur hidupku. Alam dan lingkungannya sangat jauh berbeda dengan apa yang sering saya rasakan di Indonesia. Orang-orangnya juga ramah kepada saya. Saya sangat menikmati hari-hari Saya di kota ini. Namun, Saya merasa malu sama teman-temanku. Saya malu karena setiap hari Saya berangkat kuliah menggunakan Ferrari 458 Italia Spider yang Ayah berikan padaku sedangkan teman-teman dan dosenku berangkat ke kampus menggunakan kereta api.

Hormatku,

Anakmu
Yabo


Tak berapa lama berselang, sang Ayah membalas email dari Yabo.
Anakku tercinta, Ayah sangat bangga kepadamu karena kamu adalah satu-satunya orang di kota ini yang bisa berkuliah di Jerman. Anak dari teman-teman Ayah hanya mampu berkuliah di dalam negeri saja, paling jauh di Jakarta. Ayah sangat bangga menceritakan hal ini kepada teman-teman Ayah. Mereka pasti kagum padamu.

Menanggapi keluhan tentang Ferrari 458 yang ayah berikan padamu, besok Ayah akan transfer sejumlah uang ke rekening kamu dan belilah kereta apimu sendiri. Jangan mau kalah sama dosen, apalagi teman-temanmu.

Salam sayang,

Ayah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

1. Nice post gan...
2. Nice info gan...
3. Sangat bermanfaat...
4. Mantap gan
5. Dan lain-lain yang sejenis

Komentar seperti diatas tidak akan ditampilkan. Berkomentarlah yang wajar, yang sesuai dengan tema postingan. Salam sukses dan terima Kasih...