Sabtu, 24 Desember 2011

Pemodelan (Modeling)

Dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang bisa ditiru oleh siswanya, misalnya guru memodelkan langkah-langkah cara menggunakan neraca O'haus dengan demonstrasi sebelum siswanya melakukan sesuatu dengan tugas tertentu.

Dalam pembelajaran kontekstual, guru bukan satu-satunya model. Pemodelan dapat pula dirancang dengan melibatkan siswa. Seorang bisa ditunjuk untuk memodelkan sesuatu berdasarkan pengalaman yang diketahuinya. Model dapat juga didatangkan dari luar yang ahli dibidangnya, misalnya mendatangkan seorang perawat untuk memodelkan cara menggunakan termometer untuk mengukur suhu tubuh pasiennya.

Artikel ini bersumber dari buku karangan Trianto, S. pd, M. pd (2007) dengan judul Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.

Minggu, 18 Desember 2011

Pendekatan Wawancara - Wawancara Dikuasai Klien

Pendekatan ini memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada klien untuk menentukan arah wawancara. Hasil wawancara jenis ini diciptakan oleh klien sendiri. Penyuluh hanya menjadi pendengar dengan penuh minat, simpatik, sebagai pemantul dari gagasan dan perasaan klien. Pendekatan ini disebut juga dengan istilah non-directive. Oendekatan ini didasarkan atas keyakinan bahwa klien memiliki sumber-sumber untuk memecahkan masalahnya sendiri. pendekatan ini menciptakan iklim yang sangat bersahabat dan saling menerima (perhatikan pendekatan non-directive counseling). dalam iklim semacam ini, klien dapat menjelaskan tentang perasaannya sendiri, belajar untuk memahami reaksinya dan menerima keadaan sendiri. Akhirnya dia akan dapat mulai mengenal tanggapannya tentang dirinya sendiri dan terhadap lingkunyannya.

Pendekatan ini akan sangat berguna dalam keadaan:
  • Klien menderita ketegangan batin yang kuat.
  • Klien menanggapi hambatan emosional yang tidak memungkinkannya untuk melakukan analisa rasional.
  • Penyuluh benar-benar memahami dan memiliki keterampilan untuk menggunakan pendekatan ini.
  • Pemecahan masalah menuntut tanggung jawab penuh dari pihak klien untuk menentukan keputusan dan kegiatannya.
  • Sebab-sebab yang memungkinkan munculnya kesulitan tampak samar dan ruwet.
 Kelemahan dari penggunaan pendekatan ini atau dengan kata lain, pendekatan ini tidak tepat digunakan apabila:

  • Waktu yang tersedia sangat terbatas dan banyak klien yang harus mendapatkan pelayanan.
  • Penyuluh tidak mendapat latihan yang cukup dalam bidang psikologi.
  • Kesulitan yang dihadapi tidak memperlihatkan ketegangan dan tekanan emosi yang kuat.
  • Masalah yang dihadapi menuntut informasi yang lebih lanjut dari klien atau menuntut analisa objektif dari pihak penyuluh. Rochman (1978:86-87)

Sabtu, 10 Desember 2011

Pendekatan Kerja Sama dalam Wawancara

Pendekatan ini mulai dikenal dan digunakan dalam wawancara oleh calon-calon penyuluh yang sedang melakukan latihan, dimana mereka diharuskan untuk mampu melakukan berbagai pendekatan dalam kesempatan yang sangat terbatas. Dari pengalaman latihan tersebut ditemukan bahwa ternyata dalam penggunaan satu jenis pendekatan secara penuh dan patuh berdampak pada pengurangan fleksibilitas kerja.

Pendekatan ini dicipkan berdasarkan gagasan seperti berikut (Rochman Natawidjaja, 1978:88-89):
  1. Wawancara menyediakan kesempatan dan tanggung jawab bersama untuk usaha meredakan ketegangan, diagnosa, perencanaan dan pelaksanaannya. Derajat partisipasi kedua belah pihak akan berbeda sesuai dengan pertimbangan individual.
  2. Kedua belah pihak berusaha sepenuhnya dan mempunyai tanggung jawab penuh tentang penyelesaian wawancara.
  3. Kedua belah pihak memberikan sumbangan masing-masing dalam pemahaman tujuan wawancara dan peranan mereka masing-masing.
  4. Kedua belah pihak harus mempergunakan prinsip-prinsip belajar supaya hasil wawancara itu benar-benar berguna.
  5. Kedua belah pihak mengakui hak dan kewajiban klien untuk membuat dan melaksanakan keputusan dan rencana yang disusunnya.

Senin, 21 November 2011

Pasang Widget Google Plus di Blogspot Anda

Google Plus adalah sebuah layanan social network besutan Google. Layanan ini dapat digunakan secara free alias gratis. Bagi Anda yang ingin memasang widget social network Google Plus di blog Anda, caranya sangatlah mudah.

  • Buka profil Google Plus Anda dan temukan ID pada address bar. Contohnya bisa dilihat pada gambar berikut:


  • Nomor yang dilingkari adalah ID Anda. Copy nomor tersebut kemudian paste di kolom yang terdapat pada halaman https://developers.google.com/+/plugins/badge/config
  • Setelah itu, copy kode HTML yang tertera
  • Login ke blogger.com
  • Klik Design - Klik Add Gadget
  • Pilih HTML/JavaScript
  • Paste kode yang telah Anda copy tadi
  • Klik save
  • Selesai

Sabtu, 12 November 2011

Perbedaan Mengajar dengan Penyuluhan

Dibawah ini dikemukakan perbedaan antara kegiatan mengajar dan penyuluhan seperti yang dikemukakan oleh Mortensen dan Schmuller (35,325-6):

  • Hakekat masalah yang dihadapi
Kegiatan mengajar merupakan pernyataan kehendak masyarakat yang dicurahkan dalam program pendidikan bagi semua murid. Pengajaran, disamping melibatkan diri dalam tujuan yang sama, juga diberi pelayanan kepada setiap murid dalam hal perkembangan pribadinya. Kegiatan mengajar ditujukan untuk menyampaikan informasi dan keterampilan sesuai yang tertera dalam kurikulum yang telah ditentukan terlebih dahulu oleh sebuah lembaga pendidikan. Sedangkan dalam penyuluhan, klien merupakan tokoh yang utama dalam menentukan hal-hal yang akan dipertimbangkan dalam usaha itu.


  • Pemberian kekuasaan
Guru dalam kelas memperlihatkan satu kekuasaan, meskipun peranannya adalah membimbing. Sebaliknya, penyulih tidak pernah memberikan teguran atau persetujuan dengan tegas terhadap suatu perbuatan. Penyuluh bukanlah seorang tokoh pengemban kekuasaan, meskipun demikian kekuasaan itu mungkin timbul dari keputusan kelompok yang menghendakinya, keputusan kelompok yang diilhami oleh suasana demokratis. Guru dituntut untuk menilai dan melaporkan kemajuan murid berdasarkan suatu patokan yang telah ditentukan terlebih dahulu. Penyuluh membantu seseorang untuk menilai dirinya sendiri berdasarkan prinsip yang tidak mengikat.


  • Peranan kelompok
Kegiatan mengajar biasanya merupakan kegiatan kelompok. Penyuluhan kadang-kadang menggarap individu-individu yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu kelompok.


  • Cara bertindak
Kegiatan mengajar merupakan tugas yang telah direncanakan berdasarkan kurikulum yang telah ditentukan terlebih dahulu dan berdasarkan cara bertindak yang diinginkan. Penyuluhan, disamping  merupakan proses yang disusun, tergantung pula kepada kemajuan dan kebutuhan klien dalam arah yang ditentukannya sendiri.

Selasa, 01 November 2011

Menyusun Program penyuluhan

Dalam menyusun program penyuluhan, demikian pula dalam bimbingan, tiap sekolah mempunyai cara masing-masing sesuai dengan keadaan dan kebutuhan yang dirasakan oleh sekolah yang bersangkutan. Meskipun demikian, dibawah ini dikemukakan beberapa faktor yang perlu diperhatikan oleh sekolah yang hendak menyusun suatu program penyuluhan.

  1. Menyediakan sejumlah penyuluh yang berwenang dan dilatih dengan baik. Hal ini merupakan kewajiban petugas tata usaha, terutama dalam memilih tenaga-tenaga yang benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. penyusunan selanjutnya seperti kelancaran pelaksanaan penyuluhan, pembagian tugas diantara penyuluh dan lain sebagainya akan sangat bergantung kepada sejumlah penyuluh yang telah disediakan.
  2. Jumlah klien yang diberikan kepada setiap penyuluh janganlah terlalu besar/banyak. Pada umumnya makin sedikit jumlah klien yang dipertanggung-jawabkan kepada seorang penyuluh, maka semakin baik pula kinerjanya.
  3. Apabila mungkin, seorang klien hendaknya tetap dilayani oleh penyuluh yang sama.
  4. Sebauknya semua penyuluh sewaktu-waktu mendapat kesempatan untuk mengajar di kelas.
  5. Setiap penyuluh hendaknya diberi banyak waktu dan tempat kerja serta perlengkapan secukupnya, disamping kebebasan untuk melakukan kegiatan sesuai dengan tugasnya dan dapat berhubungan langsung dengan tata usaha, guru-guru, dan orang tua murid yang dilayaninya.
  6. Sangatlah penting artinya bagi penyuluh untuk dapat bertemu dan berdiskusi dengan orang tua murid.
  7. Penyuluh harus selalu mendapat kesempatan untuk berhubungan dengan guru-guru dalam sekolah itu. Demikian pentingnya hal ini, sehingga harus dikemukakan secara terperinci dalam program penyuluhan.
  8. Kontak antara sekolah dengan masyarakat luas harus dibina dengan baik untuk memungkinkan dipergunakannya sumber-sumber di luar sekolah dalam pelaksanaan penyuluhan.
  9. Program penyuluhan harus dikenal dan dipahami oleh selurug staf persekolahan dan sekolah yang bersangkutan.
  10. Harus direncanakan dan dilaksanakan latihan tambahan (in-service training) untuk semua anggota dan staf persekolahan dalam hal pelaksanaan penyuluhan sesuai dengan tugasnya masing-masing.
  11. Setiap penyuluh harus diberi pelayanan dalam mengerjakan tugas-tugas sederhana, seperti mengetik, menyusun kartu-kartu, dsb. Apabila pekerjaan itu dikerjakan oleh penyuluh itu sendiri, maka pekerjaan yang benar-benar membutuhkan tenaga dan pikirannya akan terbengkalai.

Kamis, 20 Oktober 2011

Langkah Mengajarkan Strategi Belajar

Berikut ini adalah daftar tentang bagaimana cara-cara mengajarkan strategi belajar kepada siswa (Triato 2007:87-88):
  1. Memberi tahu siswa bahwa mereka akan diajarkan suatu strategi belajar, agar perhatian siswa terfokus;
  2. Menunjukkan hubungan positif penggunaan strategi belajar terhadap prestasi belajar dan memberitahukan perlunya kerja pikiran ekstra untuk membuahkan prestasi yang tinggi;
  3. Menjelaskan dan memeragakan strategi yang diajarkan;
  4. Menjelaskan kapan dan mengapa suatu strategi belajar digunakan;
  5. Memberikan penguatan terhadap siswa yang memakai strategi belajar;
  6. Memberikan praktek yang beragam dalam pemakaian strategi belajar;
  7. Memberikan umpan balik saat menguji materi dengan strategi belajar tertentu; dan
  8. Mengevaluasi penggunaan strategi belajar, dan mendorong siswa untuk melakukan evaluasi mandiri.

Diambil dari buku karangan Trianto, S. Pd, M. Pd dalam bukunya yang berjudul Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik (Konsep, Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya).

Rabu, 12 Oktober 2011

Mesut 'El Butho' Ozil

Ia adalah pemain sepak bola keturunan Turki namun yang hijrah ke Jerman. Pemain bintang tim Real Madrid ini adalah seorang Muslim yang lahir dengan nama lengkap Mesut Ozil pada tanggal 15 Oktober 1988. Di Real Madrid, Ia mendapat julukan el Butho atau yang artinya Si Burung Hantu. Julukan tersebut dinobatkan kepadanya atas ketelitian dan akurasinya dalam mengoper bola.

Karier Klub 
Pada tahun 2005, Mesut Ozil memulai karirnya bersama Schalke 04. Di tim tersebut, Ia mengenakan kostum dengan nomor punggung 17. Permasalahannya dengan manajemen klub membuat Ia pindah ke Werder Bremen. Mesut Ozil kemudian resmi menjadi milik Werder Bremen pada tanggal 30 Januari 2008 hingga 30 Juni 2011. Permainannya yang gemilang mampu membuat pelatih Werder Bremen pada saat itu percaya bahwa Ia adalah 'The Next Big Thing' yang benar-benar mampu dipercaya. Hasilnya, 16 assist yang Ia sumbangkan terbukti mampu mendongkrak popularitas timnya pada waktu itu.

Penampilannya yang cemerlang pada debut Piala Dunia FIFA 2010 membuat Ia banyak diminati oleh tim-tim kelas dunia. Pada tanggal 17 Agustus 2010, secara resmi diumumkan bahwa Mesut Ozil telah dilepas oleh Werder Bremen dan kemudian bermain membela Real Madrid dengan jumlah transfer sebesar 15.000.000 Euro.

Data Pribadi 
Tempat lahir : Gelsenkirche, Jerman
Tanggal lahir : 15 Oktober 1988
Tinggi Badan : 180cm
Posisi : Gelandang
Klub Saat ini : Real Madrid
Nomor punggung : 10

Karier (Senior)
Schalke 04 - 2006-2007
Werder Bremen - 2008-2010
Real Madrid - 2010-sekarang

Timnas
Timnas Jerman U-19 - 2006-2007
Timnas Jerman U-21 - 2007
Timnas Jerman senior - 2009

Rabu, 05 Oktober 2011

Pendekatan Wawancara - Wawancara Dikuasai oleh Penyuluh

Mochtar Natawidjaja (1978, 85-86) dalam bukunya yang berjudul Penyuluhan di Sekolah menuliskan teknik-teknik pendekatan dalam wawancara. Wawancara dikuasai penyuluk atau "counselor-directed interviewing" dikatakan tepat penggunaannya apabila:
  1. Klien mengalami keadaan putus asa dan memerlukan seseorang yang sanggup membantunya sebelum dia mempergunakan kemampuannya sendiri.
  2. Klien tidak mampu untuk memulai pembicaraan dan membutuhkan seseorang untuk membuka pembicaraan itu.
  3. Situasi permulaan wawancara memaksa penyuluh untuk mengambil tanggung jawab yang besar, yang kemudian dilanjutkan dengan prosedur wawancara yang sesuai dengan situasi selanjutnya.
  4. Klien dapat dan mau menerima hasil wawancara dan tidak akan kehilangan kemampuannya untuk mengarahkan diri dalam proses wawancara tersebut.
Ciri-ciri utama dari pendekatan ini adalah:
  1. Penyuluh mengambil sebagian besar tanggung jawab untuk memecahkan masalah klien.
  2. Klien menerima pertalian atau ikatan semacam ini.
  3. Penyuluh mengumpulkan informasi tentang diri klien
  4. Klien menyajikan informasi, melakukan tes, mengisi daftar isian yang diberikan oleh penyuluh.
  5. Penyuluh menelaah dan menafsirkan data yang diperolehnya.
  6. Penyuluh dan klien menelaah informasi, menganalisa sebab-sebab daripada kesulitan yang dihadapi dan kemudian merumuskan cara pemecahannya,
  7. Klien membuat keputusan mengenai rencana untuk masa yang akan datang dan mulai melaksanakan keputusannya tersebut.
  8. Penyuluh mencatat hasil wawancara tersebut dan melakukan follow-up tentang kegiatan klien.

Rabu, 28 September 2011

Tujuan Strategi Belajar

Mengajar, pada dasarnya mencakup mengajari siswa tentang belajar, bagaimana mengingat, bagaimana berfikir, dan bagaimana memotivasi diri sendiri (Weistein and Meyer as cited in Nur, 2000). Secara lebih detail, Weistein dan Meyer dalam Nur (2000;6 mengatakan:

Merupakan hal yang aneh apabila kita mengharapkan siswa belajar namun jarang mengajarkan mereka tentang belajar. Kita mengharapkan siswa untuk memecahkan masalah, namun tidak mengajarkan mereka tentang pemecahan masalah. Dan sama halnya, kita kadang-kadang meminta siswa memngingat sejumlah besar bahan ajar, namun jarang mengajarkan mereka tentang seni menghafal. Sekarang tibalah waktunya kita membenahi kelemahan tersebut, tibalah waktunya kita mengembangkan ilmu terapan tentang belajar dan pemecahan masalah dan memori. Kita perlu mengembangkan prinsip-prinsip umum tentang bagaimana belajar, bagaimana mengingat, bagaimana memecahkan masalah, dan kemudian mengemasnya dalam bentuk pelajaran yang siap diterapkan, dan kemudian memasukkan metode-metode ini dalam kurikulum.

Menurut Arends (1997"245), pembelajar mandiri (self regulated learner) adalah pembelajar yang dapat melakukan hal penting dan memiliki karakteristik, antara lain:

  1. Mendiagnosis secara tepat suatu situasi pembelajaran tertentu;
  2. Memiliki pengetahuan strategi-strategi belajar efektif, bagaimana serta kapan menggunakannya;
  3. Dapat memotivasi diri sendiri tidak hanya karena nilai atau motivator eksternal;
  4. Mampu tetap tekun dalam tugas sehingga tugas itu terselesaikan; dan
  5. Belajar secara efektif dan memiliki motivasi abadi untuk belajar.