Pendekatan ini memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada klien untuk menentukan arah wawancara. Hasil wawancara jenis ini diciptakan oleh klien sendiri. Penyuluh hanya menjadi pendengar dengan penuh minat, simpatik, sebagai pemantul dari gagasan dan perasaan klien. Pendekatan ini disebut juga dengan istilah non-directive. Oendekatan ini didasarkan atas keyakinan bahwa klien memiliki sumber-sumber untuk memecahkan masalahnya sendiri. pendekatan ini menciptakan iklim yang sangat bersahabat dan saling menerima (perhatikan pendekatan non-directive counseling). dalam iklim semacam ini, klien dapat menjelaskan tentang perasaannya sendiri, belajar untuk memahami reaksinya dan menerima keadaan sendiri. Akhirnya dia akan dapat mulai mengenal tanggapannya tentang dirinya sendiri dan terhadap lingkunyannya.
Pendekatan ini akan sangat berguna dalam keadaan:
- Klien menderita ketegangan batin yang kuat.
- Klien menanggapi hambatan emosional yang tidak memungkinkannya untuk melakukan analisa rasional.
- Penyuluh benar-benar memahami dan memiliki keterampilan untuk menggunakan pendekatan ini.
- Pemecahan masalah menuntut tanggung jawab penuh dari pihak klien untuk menentukan keputusan dan kegiatannya.
- Sebab-sebab yang memungkinkan munculnya kesulitan tampak samar dan ruwet.
- Waktu yang tersedia sangat terbatas dan banyak klien yang harus mendapatkan pelayanan.
- Penyuluh tidak mendapat latihan yang cukup dalam bidang psikologi.
- Kesulitan yang dihadapi tidak memperlihatkan ketegangan dan tekanan emosi yang kuat.
- Masalah yang dihadapi menuntut informasi yang lebih lanjut dari klien atau menuntut analisa objektif dari pihak penyuluh. Rochman (1978:86-87)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
1. Nice post gan...
2. Nice info gan...
3. Sangat bermanfaat...
4. Mantap gan
5. Dan lain-lain yang sejenis
Komentar seperti diatas tidak akan ditampilkan. Berkomentarlah yang wajar, yang sesuai dengan tema postingan. Salam sukses dan terima Kasih...